Industri & OT Aman: Jurus Jitu Melawan Serangan Siber
Dipublikasikan pada 05 September 2025

Pendahuluan: Pentingnya Keamanan Siber untuk Industri dan OT
Di era digital saat ini, keamanan siber menjadi aspek yang sangat penting bagi dunia industri. Seiring berkembangnya teknologi informasi yang semakin terhubung dengan operational technology (OT), ancaman siber juga meningkat pesat. Perlindungan yang kuat bukan hanya soal menjaga data rahasia, tetapi juga memastikan keberlangsungan bisnis serta kelancaran infrastruktur penting.
Berbagai sektor memiliki risiko besar jika keamanan siber diabaikan. Bagi pabrikan, misalnya, serangan siber bisa berarti hilangnya data produksi atau informasi pelanggan yang sangat berharga. Bagi penyedia jasa, kepercayaan pelanggan bisa runtuh jika sistem mereka disusupi. Sementara pemerintah memikul tanggung jawab yang lebih besar lagi: melindungi infrastruktur kritis yang berkaitan langsung dengan keamanan masyarakat luas.
Akibat dari kelalaian dalam menjaga keamanan siber bisa sangat serius. Data yang hilang, biaya pemulihan yang tinggi, hingga reputasi yang rusak adalah risiko nyata yang harus dihadapi. Lebih jauh, kegagalan dalam melindungi sistem industri dan OT dapat mengganggu operasi harian, yang pada akhirnya merugikan perekonomian secara keseluruhan.
Artikel Terkait : https://blog.nawatara.com/memahami-ot-ics-dan-cyber-security-untuk-keamanan-industri/
1. Penilaian Risiko Keamanan Siber OT
Penilaian risiko keamanan siber dalam konteks sistem Operasi Teknologi (OT) merupakan langkah krusial yang tidak dapat diabaikan. Proses ini dimulai dengan mengidentifikasi aset serta sumber daya yang ada dalam sistem OT, serta menentukan nilai pentingnya. Setelah aset teridentifikasi, tahap selanjutnya adalah melakukan analisis potensi ancaman dan kerentanan yang mungkin dihadapi. Ini melibatkan penilaian terhadap berbagai faktor seperti perangkat keras, perangkat lunak, serta jaringan yang beroperasi dalam ekosistem industri. Adapun metode penilaian risiko yang umum digunakan mencakup analisis kuantitatif dan kualitatif, di antaranya:
-
Analisis kuantitatif mengukur dampak finansial dari potensi pelanggaran keamanan,
-
Analisis kualitatif berfokus pada penentuan tingkat risiko berdasarkan kemungkinan dan dampak ancaman yang teridentifikasi.
Menggunakan kedua pendekatan ini dapat memberikan gambaran menyeluruh tentang posisi keamanan dari sistem OT yang ada. Hasil dari penilaian risiko ini sangat penting untuk membangun strategi keamanan yang lebih baik. Dengan memahami potensi celah keamanan, organisasi dapat merumuskan langkah-langkah mitigasi yang tepat, mengalokasikan sumber daya secara efektif, dan menyusun rencana respons terhadap insiden. Hal ini juga membantu dalam penyusunan kebijakan dan prosedur keamanan yang sesuai, serta pelatihan karyawan dalam menangani risiko yang ada.
2. Tinjauan Arsitektur OT
Pentingnya melakukan tinjauan terhadap arsitektur Operational Technology (OT) tidak dapat diremehkan. Dalam konteks keamanan siber, tinjauan arsitektur OT bertujuan untuk mengevaluasi desain dan implementasi sistem yang kritikal bagi operasional industri. Dengan semakin berkembangnya ancaman siber, arsitektur yang sehat dan terencana dengan baik menjadi tulang punggung dalam mengurangi risiko dan meningkatkan ketahanan terhadap serangan yang mungkin terjadi.
Arsitektur OT harus mampu beradaptasi dengan dinamika teknologi yang terus berubah, dan ini menuntut organisasi untuk melakukan peninjauan secara berkala. Dengan memeriksa semua komponen dalam sistem, mulai dari perangkat keras, perangkat lunak, hingga protokol komunikasi, perusahaan dapat menjaga keamanannya tetap prima. Komponen-komponen ini termasuk sistem kontrol industri, sensor, dan perangkat jaringan yang berada di lapangan. Penelitian menunjukkan bahwa serangan siber pada sistem OT dapat berakibat pada gangguan operasional yang signifikan jika keamanan tidak diperhatikan.
Disarankan untuk melakukan tinjauan arsitektur OT setidaknya sekali setiap tahun atau lebih sering jika terdapat perubahan signifikan, seperti pengenalan perangkat baru atau perubahan dalam kebijakan keamanan. Evaluasi menyeluruh ini harus mencakup analisis kerentanan, penilaian risiko, dan peninjauan terhadap kebijakan pemulihan bencana yang ada. Setiap perubahan dalam arsitektur harus didokumentasikan dan ditinjau oleh tim keamanan siber yang kompeten untuk memastikan bahwa semua aspek keamanan sudah terpenuhi. Dengan melaksanakan tinjauan arsitektur OT secara berkala, organisasi dapat menciptakan lingkungan yang lebih aman dan dengan demikian, menurunkan potensi dampak dari ancaman siber di masa depan.
Baca Juga : https://blog.nawatara.com/pompa-sni-jaminan-mutu-untuk-eksis-di-pasar-modern/
3. Uji Penetrasi Sistem OT
1. Tahap Persiapan
-
Menentukan ruang lingkup uji: sistem OT yang akan diuji harus diidentifikasi sejak awal, misalnya sistem SCADA, jaringan industri, aplikasi kontrol, atau perangkat keras tertentu.
-
Perencanaan strategi: memilih metode dan teknik uji penetrasi yang paling sesuai dengan kondisi lapangan, termasuk menentukan batasan agar tidak mengganggu proses produksi.
-
Pemilihan tools: menyiapkan perangkat uji, mulai dari software scanning, exploit tools, hingga monitoring tools untuk mengamati dampak.
-
Izin & komunikasi: mendapatkan persetujuan manajemen serta berkoordinasi dengan tim operasional. Hal ini penting agar uji penetrasi tidak menimbulkan downtime atau risiko terhadap keselamatan pekerja.
-
Simulasi risiko: memperkirakan kemungkinan dampak dari pengujian dan menyiapkan mitigasi darurat bila terjadi gangguan tak terduga.
2. Tahap Pelaksanaan
-
Simulasi serangan nyata: tim keamanan bertindak seperti penyerang siber untuk mencoba menembus sistem.
-
Pengujian berlapis: mencakup aplikasi, jaringan internal, perangkat IoT/OT, hingga sistem operasi. Tujuannya untuk menilai seberapa kuat pertahanan di tiap lapisan.
-
Eksploitasi kerentanan: mencoba memanfaatkan celah keamanan yang ditemukan guna mengetahui potensi dampaknya, misalnya pencurian data produksi, perubahan parameter sistem, atau gangguan operasional.
-
Pencatatan detail: setiap langkah uji, percobaan akses, serta respons sistem didokumentasikan dengan teliti agar hasilnya bisa dianalisis secara menyeluruh.
-
Monitoring real-time: tim tetap memantau kestabilan sistem OT selama uji dilakukan untuk memastikan tidak terjadi kerusakan permanen atau gangguan serius.
3. Tahap Analisis Hasil
-
Identifikasi kelemahan: merangkum semua kerentanan yang berhasil ditemukan, baik yang dieksploitasi maupun yang berpotensi dieksploitasi.
-
Penilaian dampak: menilai tingkat risiko setiap kerentanan, mulai dari yang berdampak kecil hingga yang bisa mengganggu seluruh proses industri.
-
Rencana perbaikan: menyusun rekomendasi teknis, seperti patching software, segmentasi jaringan, pembaruan sistem, hingga peningkatan kontrol akses.
-
Prioritas tindakan: menentukan langkah mana yang harus dilakukan segera untuk menutup celah paling kritis.
-
Laporan strategis: hasil analisis tidak hanya menjadi dokumentasi, tetapi juga dasar bagi manajemen dalam membangun strategi keamanan siber jangka panjang.
Dengan proses menyeluruh ini, uji penetrasi OT bukan hanya alat untuk menemukan kelemahan, melainkan juga strategi penting untuk menjaga keberlangsungan industri, mengurangi risiko gangguan operasional, serta memperkuat kepercayaan terhadap keamanan sistem secara berkelanjutan.
4. Tinjauan Kebijakan, Proses, dan Prosedur OT
Keamanan siber dalam sistem Operasi Teknologi (OT) sangat bergantung pada kebijakan, proses, dan prosedur yang ada. Peninjauan yang komprehensif terhadap kebijakan yang ada menjadi langkah awal yang vital dalam menjaga integritas sistem OT. Berikut langkah-langkah strategis yang perlu dilakukan:
-
Peninjauan kebijakan sesuai dengan standar keamanan yang terbaru dan mencakup semua aspek, dari akses data hingga keamanan fisik. Peninjauan berkala terhadap kebijakan ini penting untuk memastikan bahwa mereka tetap relevan dan efektif dalam menghadapi ancaman yang terus berkembang.
-
Menciptakan proses yang jelas dan dapat diikuti oleh semua anggota tim. Penting juga untuk melibatkan berbagai pemangku kepentingan dalam pengembangan proses tersebut, agar semua perspektif dan kebutuhan dapat diakomodasi. Mengidentifikasi potensi risiko dan menentukan langkah-langkah mitigasi yang tepat merupakan bagian dari proses ini.
-
Memastikan prosedur yang dibuat tidak hanya terdokumentasi, tetapi juga diimplementasikan secara konsisten di seluruh organisasi.
Pendidikan dan pelatihan bagi staf juga memiliki peran krusial dalam keberhasilan penerapan kebijakan dan prosedur ini. Setiap anggota tim harus memahami pentingnya keamanan siber dan bagaimana mereka dapat berkontribusi dalam menjaga keamanan sistem OT. Melalui pelatihan yang teratur dan efektif, staf dapat meningkatkan kesadaran akan potensi ancaman dan memperkuat budaya keamanan di dalam organisasi. Dengan demikian, peninjauan yang menyeluruh terhadap kebijakan, proses, dan prosedur OT adalah langkah penting untuk memperkuat keamanan siber secara keseluruhan.
Baca Juga : https://blog.nawatara.com/smart-monitoring-inovasi-optimalkan-pompa-banjir-di-kota/
5. Respons dan Pemulihan Insiden Sistem OT
Dalam ekosistem industri dan Operasional Teknologi (OT), keberadaan rencana respons insiden yang baik menjadi sangat penting. Ketika insiden keamanan terjadi, respons yang cepat dan efisien dapat membantu meminimalisir kerugian baik dari segi finansial maupun reputasi. Rencana respons insiden ini harus mencakup langkah-langkah jelas yang dapat diambil untuk mengatasi situasi darurat serta strategi pemulihan yang akan memastikan sistem kembali berfungsi secara optimal setelah terjadinya serangan.
-
Identifikasi dan penilaian, tim keamanan harus segera melakukan analisis untuk menentukan sifat dan skala insiden, serta potensi dampak yang dapat ditimbulkan. Dengan pemahaman yang jelas tentang masalah yang dihadapi, tim dapat berfokus pada prioritas untuk mengurangi risiko lebih lanjut.
-
Mitigasi dampak, hal ini termasuk pengambilan tindakan segera untuk menutup celah keamanan yang digunakan oleh penyerang. Dalam konteks sistem OT, tindakan ini mungkin melibatkan pemutusan jaringan untuk mencegah penyebaran serangan atau menonaktifkan perangkat yang terpengaruh.
-
Pemulihan, proses ini melibatkan pengembalian sistem ke kondisi normal dan memastikan bahwa semua data dan fungsi dapat beroperasi dengan lancar. Memulihkan sistem OT bukan sekadar mengembalikan ke lama, tetapi juga melibatkan mengidentifikasi pelajaran yang dapat diambil dari insiden untuk memperbaiki mekanisme keamanan di masa depan.
Dengan memiliki rencana respons insiden yang terperinci dan teruji, organisasi dapat mengurangi dampak dari insiden keamanan dan meningkatkan ketahanan sistem OT. Hal ini tidak hanya menjaga operasional yang berkelanjutan, tetapi juga membangun kepercayaan di antara pemangku kepentingan dan pelanggan dalam menghadapi potensi ancaman di dunia siber. Strategi pemulihan yang baik memastikan bahwa bisnis tetap berfungsi dengan baik, meskipun menghadapi tantangan keamanan yang signifikan.
6. Pemantauan Keamanan Sistem OT
Dalam era digital saat ini, pemantauan keamanan sistem Operational Technology (OT) menjadi salah satu langkah vital untuk melindungi infrastruktur industri dari ancaman siber. Sistem OT, yang umumnya mengontrol dan memantau perangkat fisik dalam proses industri, perlu mendapatkan perhatian khusus untuk mencegah potensi serangan yang dapat merugikan. Pemantauan keamanan yang berkelanjutan tidak hanya bertujuan untuk mendeteksi ancaman, tetapi juga untuk memastikan bahwa sistem berfungsi dengan optimal dan aman.
Terdapat berbagai teknologi dan alat yang dapat diimplementasikan untuk memberikan pemantauan yang efektif pada sistem OT. Misalnya, sebagai berikut:
-
Penggunaan Intrusion Detection Systems (IDS) dapat membantu mendeteksi aktivitas mencurigakan yang mungkin menandakan adanya serangan.
-
Security Information and Event Management (SIEM) dapat mengumpulkan dan menganalisis data dari berbagai sumber, memberikan gambaran menyeluruh mengenai status keamanan sistem. Dengan melakukan analisis yang mendetail, organisasi dapat dengan cepat mengidentifikasi dan menangani ancaman, sebelum mereka berkembang menjadi masalah besar.
Selain aspek teknologi, penting untuk mendefinisikan apa yang harus dipantau. Parameter seperti lalu lintas jaringan, aktivitas pengguna, dan integritas perangkat harus menjadi fokus utama dalam pemantauan. Dengan memantau aspek-aspek ini, organisasi dapat mendapatkan informasi berharga yang dapat digunakan untuk memperbaiki keamanan secara keseluruhan. Data yang diperoleh juga dapat membantu tim keamanan dalam menyusun strategi mitigasi risiko yang lebih efektif di masa depan.
Oleh karena itu, membangun sistem pemantauan yang komprehensif dan berkelanjutan untuk sistem OT merupakan langkah penting dalam menjaga keamanan siber. Melalui kombinasi alat yang tepat dan pemantauan proaktif, ancaman dapat dikenali dan diatasi dengan lebih efisien, sehingga melindungi infrastruktur industri dari serangan yang tidak diinginkan.
Dengan menerapkan langkah-langkah strategis untuk meningkatkan keamanan siber di ekosistem industri dan OT, bisnis dapat melindungi sistem penting dari ancaman digital sekaligus membangun fondasi yang kokoh untuk berkembang di era digital. Keamanan siber adalah investasi jangka panjang yang menjadi kunci keberlanjutan operasional. Untuk solusi keamanan siber yang terintegrasi dan sesuai kebutuhan, kunjungi www.nawatara.com dan temukan cara terbaik untuk melindungi sistem operasional industri.